Langsung ke konten utama

Teknik Menyusun Motif Batik

Teknik Menyusun Motif Batik

Sebuah motif batik yang baik memerlukan teknik menyusun yang digunakan untuk mencapai keindahan motif yang diinginkan.
Beberapa Teknik Sederhana dalam penyusunan motif batik tradisional     antara lain sebagai berikut:
Teknik Pengulangan Penuh: menciptakan ornamen dengan menyusun motifnya melalui pengulangan secara penuh dan konsisten
Teknik Pengulangan Penuh


Teknik Pengulangan Setengah: menciptakan ornament dengan menyusun motifnya melalui pengulangan yang digeser/diturunkan setengahnya. Dalam arti penempatan motif selalu diturunkan setengah dari posisi motif sebelumnya.

Teknik Pengulangan Setengah

Teknik Memutar: teknik penciptaan ornamen dengan menyusun motifnya secara berulang, memutar bertumpu pada satu titik pusat.

Teknik Memutar
.
Teknik Berhadapan: teknik penyusunan motif pada ornamen dengan cara berhadap-hadapan atau berlawanan arah sejajar satu dengan yang lain.

Teknik Berhadapan

Teknik Selang Seling: teknik penyusunan ornamen dengan menempatkan motifnya secara selang seling menggunakan dua motif berbeda.


Teknik Selang-Seling

Teknik Acak: teknik penyusunan motif secara acak tanpa ada ikatan pola tertentu. Beberapa pola ditempatkan secara menyebar
bebas.


Teknik Acak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Motif Batik

Mengenal Motif Batik  Motif batik adalah kerangka gambar pada batik berupa perpaduan antara garis, bentuk dan isen menjadi satu kesatuan yang mewujudkan batik secara keseluruhan .Motif batik disebut juga corak batik atau pola batik.. Motif batik tersebut dibuat pada bidang-bidang, misalnya: segi tiga, segi empat, dan lingkaran. Motif-motif batik itu antara lain motif hewan, manusia, geometris, dan motif lain. Motif batik secara garis besar dapat dibedakan menjadi: 1.     Motif batik tradisional Motif batik tradisional adalah motif batik yang merupakan warisan turun temurun dan memiliki kekhasan tradisi daerah masing-masing. Susunan motif, unsur batik dan warnanya tidak berubah sejak zaman dahulu. Beberapa motif batik tradisional klik disini 2.     Motif batik Modern Motif batik modern adalah motif batik yang tidak terikat pada satu obyek dan aturan tertentu, lebih kreatif dan berdasarkan cita rasa penciptanya untuk mengajak ke suatu pemikiran yang baru. Susunan motif, un

Ornamen Motif Batik

Ornamen Motif Batik Sebuah motif memiliki unsur-unsur ornamen yang menyusunnya sehingga menjadi satu kesatuan desain. Ornamen yang menyusun sebuah motif dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu: 1.     Ornamen Pokok Ornamen yang merupakan kerangka utama dari sebuah motif batik. Ornamen ini dapa berupa ornamen tumbuhan, hewan, bangunan, naga dan lain-lain. Gambar . ornamen pokok bunga 2.     Ornamen Pengisi Ornamen pengisi adalah ornamen yang berfungsi sebagai pengisi bidang untuk memperindah motif secara keseluruhan. Ornamen ini lebih kecil dan sederhana dari pada ornament pokok. Ornament ini dapat berupa tumbuhan, daun, burung, kuncup, bunga dan lainnya. Gambar.  ornamen pengisi 3.     Ornamen Isen Ornamen yang mengisi bidang-bidang kosong dalam kerangka motif pokok maupun motif pengisi. Isen motif batik ini bermacam-macam dan memiliki nama masing-masing. Gambar.  isen-isen motif batik

Motif Batik Tradisional

Motif Batik Tradisional Motif batik tradisional adalah motif batik yang merupakan warisan turun temurun dan memiliki kekhasan tradisi daerah masing-masing. Susunan motif, unsur batik dan warnanya tidak berubah sejak zaman dahulu. Berikut beberapa golongan Motif tradisional yang tidak tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu sampai sekarang. Motif Kawung Pola kawung adalah motif-motif yang tersusun dari bentuk bundar lonjong atau elips,  susunan memanjang menurut garis diagonal, miring kekiri dan kekanan berselang- seling. Gambar . Motif Kawung Motif Parang Motif batik parang pada dasarnya tergolong sederhana, berupa lilitan leter S yang jalin-menjalin membentuk garis diagonal dengan kemiringan 45 derajat. Motif ini merupakan salah satu motif dasar yang paling tua. Di masa lalu, motif parang sangat dikeramatkan dan hanya dipakai oleh kalangan tertentu, serta dalam acara-acara tertentu saja. Misalnya, digunakan oleh senapati keraton yang pulang dari berpe